SAP DAN SILABUS FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA T.A 2015-2016
Mata Kuliah : Ushul Fiqih
Program :
S1 (Hukum Ekonomi Syariah)
Semester : II
Bobot :
2 SKS
Dosen : Dr. Muthoifin,
S.HI., M.Ag
No Hp :
085850908667/ 081226371967
Blog :
Muthoifinwalidem.blogspot.com
A.
Deskripsi Mata Kuliah
Ushul fiqih adalah ilmu yang mempunyai kedudukan yang
agung, peran yang penting, dan manfaat yang banyak. Manfaat ushul fiqih adalah
memungkinkan untuk mendapat kemampuan yang dapat untuk mengeluarkan hukum-hukum
syariat dari dalil-dalilnya berdasarkan dasar-dasar yang benar.
Orang yang pertama kali mengumpulkan ilmu ini sebagai
bidang ilmu tersendiri adalah Imam Syafi’i. Setelah itu, diikuti oleh para
ulama lain. Mereka menyusun karya-karya yang beragam dalam bidang ushul fiqih
baik berupa prosa maupun syair, dan yang ringkas maupun yang panjang lebar
hingga menjadi sebuah ilmu yang berdiri sendiri yang mempunyai kedudukan dan keistimewaan
tersendiri.
B. Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran ushul fiqih dan kaidah fiqih di FAI UMS
Surakarta bertujuan agar mahasiswa memiliki pengetahuan, sikap, dan keyakinan
yang benar tentang kaidah-kaidah fiqih dan ushulnya sehingga mahasiswa mempunyai
kemauan yang kuat untuk mengamalkan ajaran-ajaran syariah sesuai dengan
sumbernya.
C.
Topik Kajian
T M
|
T
O P I K
|
I
|
Ushul Fiqih:
a.
Ta’rif
ushul fiqih
b.
Manfaat
ushul fiqih
c.
Ilmu-ilmu
pembantu ushul fiqih
d.
Timbulnya
ilmu ushul fiqih
e.
Masalah
yang dibahasnya
|
II
|
Ahkam
(Hukum-hukum):
a.
Arti
hukum
b.
Macam-macam
hukum syariat (Taklifi dan Wadh’i)
c.
‘Azimah
dan Rukhshah
d.
Mahkum
‘alaih (yang dikenai hukum)
e.
Mahkum
bih (yang dibuat hukum)
f.
Hakim
|
III
|
Ilmu:
a.
Pengertian
ilmu
b.
Macam-macam
ilmu (Dharuri, Nadzari)
c.
Kaitan
ilmu (Ilmu, Jahl, Dzan, Syak)
|
IV
|
Amar dan Nahi:
a.
Pengertian
amar dan nahi
b.
Bentuk-bentuk
amar
c.
Bentuk-bentuk
nahi
d.
Yang
menjadi sasaran amar dan nahi
e.
Makna
yang ditujukan dalam bentu amar dan nahi
|
V
|
‘Am dan Khash:
a.
Pengertian
‘am dan khash
b.
Tahshish
c.
Bentuk-bentuk
umum
d.
Mengamalkan
yang umum
|
VI
|
Muthlaq-Muqayyad
dan Manthuq-Mafhum:
a.
Pengertian
b.
Mengamalkan
yang muthlaq dan manthuq
c.
Contohnya
|
VII
|
Mujmal-Mubayyan
dan Zhahir-Muawwal (Ta’wil):
a.
Pengertian
b.
Mengamalkan
yang mujmal dan Zhahir
c.
Contohnya.
|
VIII
|
Naskh
dan manshukh:
a.
Pengertian
b.
Hal-hal
yang tidak bisa di nashakh
c.
Macam
dan syarat nashakh
d.
Contoh
dan hikmah nashakh.
|
IX
|
1.
Dalil-dalil
hukum:
a.
Al-Qur’an
b.
Al-Sunnah
c.
Ijma’
d.
Qiyash
e.
Istidlal
2.
Ta’arudh (berhadapan/ saling menghalangi):
a.
Ta’rif
b.
Urutan penerapan dalil
c. contohnya
|
X
|
Ijtihad,
Ittiba’, Taqlid, Tarjih:
a.
Pengertian
b.
Perbedaan
c.
Syarat
Ijtihad dan kewajiban mujtahid
d.
Macam
dan tempat-tempat bolehnya taqlid
e.
Fatwa
dari Muqallid
f.
Contohnya
|
XI
|
Mufti (yang berfatwa) dan Mustafti
(yang meminta fatwa):
a.
Pengertian
b.
Syarat
fatwa
c.
Wajibnya berfatwa
d.
Kewajiban mustafti
e.
Contohnya
|
XII
|
Kalam dan Akbar
a.
Pengertian
b.
Pembagian
kalam
c.
Hakekat
dan Majaz
d.
Pembagian
khabar
e.
Contohnya.
|
XIII
|
|
I
|
Kaidah
fiqih 1: الأمور بمقاصدها
|
II
|
Kaidah
fiqih II: اليقين لا يزال بالشاك
|
III
|
Kidah
fiqih III: المشقة تجلب التيسير
|
IV
|
Kidah
fiqih IV: الضرر يزال
|
V
|
Kidah
fiqih V: العادة محكمة
|
VI
|
Kaidah
1: الإجتهاد لا ينقض بالإجتهاد, إذا اجتمع الحلال
والحرام غلب الحرام, الإثار بالعبادات مكروه وبالدنيا محبوب, التابع تابع.
|
VII
|
Kaidah
2: الخروج من الخلاف مستحب
|
VIII
|
Kaidah
3: الرخص لا تناط بالمعاصى
|
IX
|
Kaidah
4:السؤال معاد في الجواب
|
X
|
Kaidah
5:ما كان أكثر فعلا كان أكثر فضلا
|
XI
|
Kidah
6:المتعدى افضل من القاصر
|
XII
|
Kidah
7: الفرض أفضل من النفل
|
XIII
|
Kaidah
8:ما حرم أخذه حرم إعطاؤه
|
XIV
|
Kaidah
9:ماحرم استعماله حرم اتخاذه
|
XV
|
Kaidah
10:
|
D.
Strategi Pembelajaran
Perkuliahan ushul fiqih dan kaidah fiqih dilaksanakan
dengan menerapkan pendekatan active learning, yang mana semua anggota
kelas terlibat aktif dalam proses pembelajaran pada setiap tatap muka
perkuliahan. Topik-topik kajian disampaikan oleh dosen dengan metode ceramah (lecturing)
dikombinasi dengan tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas. Untuk menerapkan metode ceramah,
digunakan media bantu seperti LCD Projector
dan media
langsung berupa kitab-kitab fiqih, ushul fiqih dan kaidah fiqih.
Tanya jawab dilaksanakan setelah
dosen memberikan ceramah atau pada pertengahan ceramah, bahkan diperbolehkan
sebelum perkuliahan dibuka. Adapun pemberian tugas berupa membaca dan meresume
literatur yang berkaitan dengan topik kajian pada pertemuan berikutnya
atau membuat makalah tentang topik yang ditentukan untuk dijadikan sebagai
bahan presentasi dalam diskusi kelas.
Untuk keperluan diskusi kelas, mahasiswa dikelompokkan ke dalam
beberapa small group, dan untuk efektivitas diskusi, setiap kelompok
mahasiswa dianjurkan menyerahkan makalah kelompok kepada dosen dan membagikan fotokopi makalah kepada anggota kelas paling lambat sebelum
diskusi dimulai. Setelah diskusi kelas, dosen memberikan komentar/ ulasan,
tanggapan, dan saran, dengan metode ceramah, terhadap masalah-masalah yang
timbul dan berkembang dalam diskusi mahasiswa untuk mengarahkan dan membimbing
mahasiswa dalam memahami teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan
topik kajian. Seusai dosen memberikan ceramah, mahasiswa diberi kesempatan
untuk melakukan tanya jawab dengan dosen. Dengan demikian akan terjadi
dialektika pemikiran antara dosen dengan mahasiswa dan antara mahasiswa dengan
mahasiswa.
E.
Evaluasi
Penilaian hasil belajar mahasiswa
untuk mata kuliah ushul fiqih dan kaidah fiqih dihitung berdasarkan akumulasi
dari hasil evaluasi aspek-aspek berikut:
1.
Presensi/
kehadiran : 35
2.
Diskusi : 25
3.
Keaktifan : 10
4.
UTS : 15
5.
UAS : 15
Jumlah : 100%
F. Referensi
1. Syaikh
Muhammad Bin Shalih al-Utsaimin, Ushul Fiqih, Jogjakarta: Media Hidayah, 2008.
2. Moh. Rivai, Ushul Fiqih, Bandung: Al
Ma’arif, 1970.
3. Abdul Hamid Hakim, As-Sulam,
Jakarta: Sa’adiyah Putra, tt.
4. Imam Syafi’i, Alrisalah, Beirut:
Darul Ilmi, tt.
5. Buku-buku lain yang berkaitan
tentang fiqih, ushul fiqih dan kaidah fiqih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar